Tempat – tempat bersejarah

Masjid Al _ Haram


Keutamaan Masjid Al-Haram ini sangat banyak tak mungkin di tuangkan di halaman ini seluruhnya, diantaranya adalah sholat di sana lebih utama daripada sholat di tempat lain dengan perbandingan 100 ribu kali sholat, di masjid ini pula terdapat banyak tempat-tempat yang diutamakan ALLAH S.W.T, Ka'bah, Maqom ibrahi, Hajar Aswad, Hijr isma'il dan lain-lain.
RENOVASI MASJID AL-HARAM                                                                                                               
1.       Khalifah kedua Umar Ibn Khattab r. a. memperluas masjid al-haram pada tahun 17 H setelah terjadinya banjir yang menyebabkan kerusakan yang sangat parah pada masjid al-haram.
Umar r.a. membeli rumah-rumah yang menempel ke masjid al-haram dan dijadikan satu dengan masjid, beliau juga membangu pagar tembok yang tingginya lebih pendek dari orang dewasa saat itu, dibangun pula pintu pintu masuk dan membangun penghadang air banjir serta menyalurkannya ke lembah ibrahim yang berada di samping masjid.
2.       Khalifah ke tiga Ustman ibn Affan memperluar kembali pada tahun ke 26 H, karena umar melihat makin banyaknya penduduk makkah dan jamaah haji atau umroh hal ini disebabkan islam tersebar dengan capat dan pesat, pada peluasan ini Ustman juga membeli rumah rumah di sekitar masjid dan menyatukanya serta renovasi ini merupakan renovasi yang menyeluruh dan di bangun tiang tiang dan atap masjid al haram.
3.       Abdallah ibn Zubair memperluas kembali pada tahun ke 65 H, setelah terjadi kebakaran yang berat di masjid al haram, bahkan Ibn Zubair memperbaharui Ka'bah,  perluasan kali ini mencapai 10000 m/segi.
4.       Walid ibn Abdul Malik memperluas kembali pada tahun ke 91 H, perluasan ini disebabkan banjir yang terjadi pada tahun itu, para ahli sejara sepakat bahwa Walid Ibn Abdul Malik lah yang pertama kali meng import tiang-tiang masjid dari syria dan mesir, juga membangun teras untuk berteduh para Musolli dari terik matahari.
5.       Abi Ja'far Al-Mansur memperluas masjid al-haram pada tahun ke 137 H, terutama bagian barat dan utara masjid sehingga luas masjid al-aram duakali lebih luas dari perluasan sebelumnya.
6.       Al-Mahdi juga memperluas masjid al-haram pada tahun 160-164 H, disaat Muhammad Al Mahdi khalifah al-abbasiah yang ketiga melaksanakan Haji pertamanya tahun 160 H beliau memerintahkan untuk memperluas masjid dari arah barat dan utara, namun saat beliau haji pada tahun 164 melihat posisi ka'bah tidak berada di tengah-tengah masjid sehingga memerintahkan untuk memperluas kembali dari arah selatan, adapun yang menyebabkan terlambatnya perluasan dari arah selatan ini adalah sungai aliran banjir, beliau sempat naik ke bukit Qubaish "istana raja sekarang" untuk memastikan posisi ka'bah ada di tengah tengah masjid dan memerintahkan untuk memindahkan saluran banjir tersebut, namun beliau meninggal dunia sebelum perluasan sempurna, akhirnya putranya yang bernama Musa Al-Hadi menyelesaikan perluasan masjid alharam pada tahun ke 167 H.
7.       Mu'tadad Al Abbasi memperluas kembali pada tahun ke 281 H, menggusur Dar Nadwah, perluasan ini menelan waktu 3 tahun.
8.       Al-Muqtadar Al-Abbasi memperluas pada tahun 306 H bertepatan dengan tahun ke 918 M, menambahkan dua rumah milik siti Zubaidah ke dalam masjid al-haram, dan membangun Pintu besar di kenal dengan pintu ibrahim.
9.       Raja Su'ud memerintahkan untuk merenovasi masjid al-haram pada tahun ke 1375 H/1955 M, membangun mas'a "tempat sa'i" menjadi dua lantai dengan panjang di dalam 394,5m dan lebar 25m, tinggi lantai dasar 12m dan lantai atas 9m. dan membelah dua bagian kanan dan kiri " arah sofa-marwah dan arah marwah-sofa.
10.    Dibangun kembali pada 1379H/1959M,
11.    Raja Faisal ibn Abdul Aziz memerintahkan untuk membangun dan memperbaharui bangunan lama masjid alharam tanpa membuang bangunan asli ustmani, setelah mengadakan mu'tamar besar-besaran dengan mengundang tenaga-tenaga asli muslim dari seluruh dunia pada tahun ke 1387 H dibangunlah masjid alharam yang megah 193.000 m/segi.
12.    Raja Fahad Ibn Abdul Aziz melakukan perluasan dan pembaharuan masjid al-haram mencapai luas seluruh bangunan 76,000 m/segi, membangun pelataran seluas 356,000 m/segi, dengan menghabiskan dana US $11, 216,818,165.

Makkah
Makkah sekarang adalah salah satu kota bagian dari Kingdom Of Saudi Arabia.
Semenjak Dahulu kota MAKKAH merupakan kota lintas perdagangan antara SYAM (Syria) dan YAMAN, sehingga penduduk makkah banyak yang menjadi pedagang, bahkan Rasulluah S.A.W. sebelum terpilih menjadi Rasul Akhir Zaman sempat berdagang bersama Majikan yang Akhirnya menjadi istri pertama beliau yaitu KHODIJAH
Sepeninggalnya masa Ibrahim dan ismail putranya yang menguasai makkah baik dari segi peribadatan dan pemerintahan adalah bani ismail "keturunan ismail bin ibrahim a.s." sampai sekitar abad ke lima masehi terjadi pecahnya bendungan air di arab selatan sehingga penduduk arab selatan mengungsi dan pindah ke daerah yang aman di antaranya mereka adalah Kelompok Khuza'ah, mereka pindah ke makkah dengan cara paksa dan merampas kepemimpinan dari bani ismail, mulai dari situlah khuza'ah menguasai makkah.
Salah seorang dari keturunan bani ismail yang bernama Qusai melakukan perlawanan untuk merebut kembali hak hak bani ismail tindakan ini sangat didukung oleh kalangan arab yang lain, sehingga langkah Qusai berbuah dengan keberhasilan yang cemerlang.
Seusai mengembalikan kekuasaan ke tangan bani ismail Qusai segera membangun Balai permusyawaratan Rakyat yang di berinama dengan Dar Nadwah, disinilah Qusai dan penduduk makkah melakukan musyawarah perihal peribadatan dan pemerintahan.
 JULUKAN DAN NAMA KOTA MAKKAH                                                                                                       
Sesuai budaya arab bila mereka mengagumi dan menghormati sesuatu maka, mereka akan memberi gelar dan julukan yang banyak padanya.  Makkah memiliki nama yang sangat banyak hampir 50 nama, diantaranya:
a.       MAKKAH : berdasarkan alqur’an Surat:Al Fatah Ayat:24. Allah disini menyebutnya Makkah
b.       BAKKAH : berdasarkan alqur’an Surat:Ali Imron Ayat:96. Allah disini menyebutnya Bakkah.
c.        ALBALAD: berdasarkan alqur’an Surat:Al balad Ayat:01. disni Allah menyebutnya ALBALAD.
d.       QARYAH: berdasarkan alqur’an Surat:Al nahl Ayat:112. disini ALLAH menyebutnya Qaryah.
e.        UMMUL QURA: berdasarkan arqur’an Surat:Al balad Ayat:01. Disini ALLAH menyebutnya ummul qura.
 Banyak lagi nama yang dimiliki makkah diantaranya: ANNASSASAH, ALHATIMAH, AL HARAM, ALSOLAH, ALBASSAH, ALMA’AZ, DLL. PERBATASAN NYA

Ka’bah

Taukah anda bahwa ka’bah sudah pernah dibangun berkali kali ?!
Pembangunan ka’bah yang terkenal ada lima kali:
a.       Malaikat "masih di pertentangkan dikalangan ahli sejarah"
b.       Adam A.S.
c.        Ibrahim A.S.
d.       Qaum Quraish. Rasul ikut hadir beliau umur 25 tahun.
e.        Ibn Zubair.
Sejarah pembangunan Ibrahim bermula dari Kecemburuan yang memuncak dari istri Ibrahim yang bernama Sarah, Sarah cemburu gara gara Hajar bisa mengandung Calon putra Ibrahim yang akhirnya diberi nama isma’il.
Dikarenakan Kecemburuan Sarah sudah memuncak maka, dengan hormat sarah meminta Ibrahim menyingkirkan Hajar dari pandangan Sarah.
Allah tidak tinggal diam, ALLAH berfirman pada ibrahim untuk membawa Hajar dan Ismail ke makkah, lalu perintah itu diikuti oleh Ibrahim.
Sesampainya di Lembah "masjid haram sekarang" dengan bekal yang sangat terbatas Nabi ibrahim meninggalkan Hajar dan putranya dilembah itu, selang beberapa langkah, Hajar bertanya kepada ibrahim: Wahai Ibrahim apakah ALLAH yang memerintahkan engkau meninggalkan kami di sini ?! Ibrahim tidak segera menjawab, sehingga Hajar mengulangi pertanyaannya lagi, akhirnya Ibrahim menjawab: iya.. ALLAH yang memerintahkan aku untuk meninggalkan Kalian di lembah ini, begitu mendapatkan Jawaban dari ibrahim, Hajar seraya berkata: Kalau begitu ALLAH tidak akan menyia nyiakan Kami disini.
Lalu berangkatlah nabiullah Ibrahim, ketika pandangan Hajar sudah lenyap dibalik bebukitan, ibrahim berpaling dan berdo’a: ( Ya Tuhan kami !! sesungguhnya aku telah meletakkan Sebagian dari keturunanku disuatu lembah yang gersang, di sisi rumahmu "ka'bah" yang dimulyakan (muharram) ya tuhan kami..!! agar mereka mendirikan solat, maka jadikanlah hati manusia condong pada mereka. dan berikanlah mereka rizki dari buah buahan agarsupaya mereka bersyukur ).
Setelah ibrahim lenyap dari pandangan, hajar tinggal bersama putranya yang masih bayi, Perlahan bekal yang dibawanya mulai habis, lalu hauslah Hajar dan haus pula putranya, melihat putranya sudah menggeliat kelaparan dan kehausan Hajar menghibur diri lari ke sana dan kemari untuk mendapatkan bantuan sampai naik ke bukit sofa lalu lari lagi ke marwah laksana orang sa’i sekarag namun tiada orang yang dapat membantunya.
Walaupun Puncak tawakkal Hajar sudah terpatri dihatinya  " ingat.! perkataan hajar saat ditinggal ibrahim adalah: ALLAH tidak akan menyia nyiakan nya " Hajar tetap berusaha mencari pertolongan karena tawakkal yang benar adalah Usaha Bukan pangku tangan.
Tiba tiba terdengar suara, dan hajar segera berusaha untuk mencari asal suara itu, ternyata Malaikatlah Yang ALLAH utus untuk membantu HAJAR yang bersih hatinya, Pasrah pada ALLAH akan segalanya.
Disitulah Malaikat menunjukkan Air Zam zam pada Hajar, sehingga hajar bisa memberi minum anaknya yang hampir meregang maut karena kehausan.
Ibrahim tidak lupa akan Hajar dan putranya kadang ibrahim menjenguk mereka, disalah satu kunjungan inilah ibrahim berkata pada putranya (isma’il): wahai isma’il putraku .! Bahwasanya ALLAH telah memerintahkan aku untuk membangun Bait "ka’bah" di tempat ini apakah kau akan membantuku ?! Isma’il menjawab: tentu.
Sehingga mulailah bapak dan anak membangun Baitullah Ka’bah, dan mereka berdo’a: WAHAI TUHAN KAMI... !! TERIMALAH DARI KAMI, BAHWASANYA ENGKAU MAHA MENDENGAR DAN MAHA TAHU. (AL BAQORAH AYAT:127)
Lalu mereka towaf di sekitar Ka’bah yang baru mereka bangun itu.
Jauh sebelum terutusnya Muhammad S.A.W. Baitullah ka’bah hanyalah merupakan bentuk dari susunan batu tampa semen, dan tingginya cuma sekitar 2 mtr, sehingga banyak pencuri jahil yang berani mencuri harta harta wakaf milik ka’bah.
Maka saat ada Kapal pedangang Roma yang kandas di jedah kayu bekas perahu itu di manfaatkan untuk di jadikan atap ka’bah, namun mereka takut untuk merobohkan ka’bah dan membangunnya lagi, mereka takut kwalat/la’nat dari ka’bah, sehingga yang berani memulai acara itu adalah WALID IBN MUGHIRAH setelah mereka melihat walid masih segar bugar, mereka langsung berbondong bondong untuk membantunya.
Kemudian mereka bergotong royong membangun Ka’bah sampai pada saat tiba meletakkan hajar aswad "BATU HITAM YANG DI SUNAHKAN DI KECUP KARENA RASUL MENGECUPNYA BERADA DI POJOK SAMPING PINTU KA’BAH" Semua Suku yang ada di makkah berebut untuk menjadi peletak hajar aswad yang sah, bahkan mereka siap untuk membunuh dan perang demi menjaga gengsi itu, sehingga pembangukan ka’bah tertunda -+5 hari selagi mereka bermusyawarah untuk menghindari perang saudara.
Sebagian Perawi Mengatakan: Saat itu orang quraish yang tertuah adalah Aba Umayyah Ibn Mughirah Ibn Abdallah Ibn Amr Ibn Makhzum dia berkata: Sebaiknya Biar orang yang pertamakali masuk pintu masjid dijadikan Hakim dalam masalah ini.!
Lalu meraka sepakat akan ide itu, ternyata yang pertama kali masuk pintu masjid pada hari itu adalah MUHAMMAD (belum menjadi Rasulullah) yang waktu itu masih muda.
Begitu mereka tahu bahwa yang pertama kali masuk masjid adalah Muhammad mereka langsung berkata: Setuju, Ini adalah Muhammad AL AMIN (orang yang dapat dipercaya, ga pernah bohong).
Lalu Muhammad meminta Kain, kemudian dihamparlah kain itu dan rasul mengangkat Hajar Aswad tadi dengan Tangan beeliau sendiri dan di letakkan lah di atas kain yang terhampar tadi, lalu Muhammad memerintahkan setiap wakil kelompok untuk memegang sudut sudut kain dan mengangkat bersama untuk dipasang ditempatnya (pojok ka’bah), dengan demikian pembagunan ka’bah berlanjut sampai selesai dengan aman dan setiap kelompok di makkah mendapatkan kehormatan meletakkan hajar aswad ke tempatnya semula..!!

ARAFAH

Padang arofah yang luas nya sekitar 3,5 km persegi merupakan padang yang sangat di istimewakan ALLAH pada saat waktu Wukuf tiba. Diberi nama Arofah karena berasal dari ta'aruf "kenalan" karena kaum muslimin dari berbagai dunia kenalan di sana tanpa membedakan bangsa, budaya, warna dan bahasa, ada yang bilang berasal dari kata ma'rifah karena saat wukuf qaum  muslimin lebih mengenal dirinya dan Tuhannya. Di padang inilah jamaah haji diharuskan melakukan Wukuf jika di tinggalkan maka hajinya tidak sah atau sia sia, karena wukuf merupakan salah satu rukun haji.
Waktu Wukuf adalah mulai dari tergelincirnya matahari ke arah barat pada tanggal 9 zulhijjah sampai terbitnya fajar tanggal 10 zulhijjah, jadi bukan cuma sampai terbenamnya matahari pada tgl 9 zulhijjah saja, berdasarkan hadist: HAJI ITU "WUKUF DI" AROFAH SIAPA YANG DATANG KE AROFAH PADA MALAM PERKUMPULAN "LAILATUL JAM'I DISEPAKATI OLEH PARA RAWI YANG MU'TAMAD ADALAH MALAM TGL 10 ZULHIJJAH" MAKA SUNGGUH KEBURU UNTUK WUKUF "AU KAMA QAL"
Jadi bagi yang terlambat datang kearofah dan baru sampai pada malam hari tgl 10 zulhijjah masih sah hajinya.
Saat wukuf di padang arofah inilah ALLAH membanggakan penduduk bumi yg sedang fukuf di arofah pada penduduk langit para malaikat, jadi jangan di sia siakan waktu yang sangat penting dan jarang anda lewatkan ini.

Di arofah ada beberapa tempat yang perlu anda ketahui:
1.       Masjid Namirah

Masjid ini asalnya terletak di luar batas arofah sehingga jika ada yang wukuf di posisi masjid yang asli maka wukufnya tidak sah, karena wukuf harus berada di dalam batas batas arofah yang sekarang sudah ditandahi dengan plang warna kuning  bertuliskan AROFAH STARS HERE dan AROFAH ENDS HERE.

Masjid Namirah sekarang sudah dibangun megah dan bangunan tambahan sudah memasuki wilayah arofah, namun masjid yang megah ini cuma di pakai satu tahun sekali

2.       Bukit Rahmah

Anda lihat bukit yang di kerumuni jamaah haji dan ada tugu warna putih di puncaknya ?! itulah bukit rahmah.
Konon di berinama rahmah karena di sanalah terjadinya pertemuan antara nabi adam dan hawa setelah turun ke dunia dari syorga untuk menjadi khalifah ALLAH di muka bumi ini.


JABAL NUR

Kurang lebih 6 km sebelah utara dari Masjidil Haram, terdapat sebuah gunung yang disebut Jabal Nur. Untuk dapat mencapai puncak gunung tersebut memerlukan waktu kurang lebih 1 jam. Setelah sampai di puncak gunung tersebut kemudian sedikit menurun, terdapat sebuah gua yang diperkirakan cukup untuk duduk 4 orang, dan tinggi gua ini setinggi orang berdiri, yang disebut Gua Hira. Jabal Nur dan Gua Hira ini memiliki peranan sangat penting dalam sejarah Islam, karena di Gua inilah Rasullulah SAW bertahanus sehingga Allah SWT mengutus malaikat Jibril membawa wahyu yang pertama, yaitu surat al-Alaq (96) dari ayat 1 samapi dengan 5.

JABAL TSUR

Memandang ke arah selatan dari Masjidil Haram di Kota Makkah, akan tampak barisan bukit batu terhampar memanjang. Berjarak lima kilometer dari Kota Makkah, barisan bukit batu tersebut adalah Jabal Tsur, perbukitan tertinggi di Makkah Al-Mukarromah. Jabal Tsur atau Gunung Tsur memiliki tiga puncak yang bersambungan dan berdekatan. Di salah satu puncak Jabal Tsur itulah terdapat Gua Tsur.Gua Tsur merupakan tempat yang dijadikan perlindungan Rasulullah Muhammad SAW dan sahabatnya, Abu Bakar RA. Rasul dan Abu Bakar bersembunyi dari kejaran kaum kafir Quraiys. Kala itu, tahun 622 Masehi, Rasulullah Muhammad SAW berniat hijrah ke Kota Madinah untuk mencari tempat penyebaran Islam yang lebih kondusif. Namun, kaum kafir Quraisy yang tak menginginkan ajaran Muhammad menyebar ke luar Makkah, melakukan pengejaran untuk menghalangi niat Rasulullah. Dalam kondisi terdesak, Rasulullah dan Abu Bakar memilih masuk ke Gua Tsur atas petunjuk yang diberikan Allah SWT melalui malaikat Jibril. Di gua yang berada di Jabal Tsur nan tandus itulah Rasulullah dan Abu Bakar berlindung selama tiga hari tiga malam.
Upaya pengejaran kaum kafir Quraisy menemui jalan buntu manakala sampai di sekitar gua. Kendati sudah berada di depa pintu masuk gua, kaum kafir Quraisy terkecoh dengan keberadaan sarang laba-laba dan sarang burung merpati yang menutupi jalan masuk ke gua. Kaum kafir Quraisy tak melanjutkan mengejar ke dalam gua. Mereka berpandangan, tak mungkin ada orang yang sebelumnya masuk tanpa merusak sarang laba-laba dan membuat burung merpati terbang dari sarangnya. Dengan logika itu, kaum kafir Quraisy pun angkat langkah dan menghentikan pengejaran, kembali ke Kota Makkah. Peristiwa pertolongan di Jabal Tsur serta persembunyian Rasulullah Muhammad SAW dan Abu Bakar di Gua Tsur diabadikan melalui firmah Allah SWT dalam Surat At-Taubah ayat 40. Ayat itu berbunyi: ””Bila kamu tidak mau menolong Rasul, maka Allah SWT telah menjamin menolongnya ketika orang-orang kafir mengusirnya berdua dengan sahabatnya.
Ketika keduanya berada dalam gua, dia berkata kepada sahabatnya, ”Janganlah engkau berduka cita, karena Allah SWT bersama kita.” Lalu Allah SWT menurunkan ketenangan hati (kepada Muhammad) dan membantunya dengan pasukan-pasukan yang tiada tampak olehmu. Dijadikan-Nya kepercayaan orang-orang kafir paling rendah dan agama Allah SWT menduduki tempat teratas. Sesungguhnya Allah SWT Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.””
Dulu, saat musim haji banyak jamaah yang berupaya naik ke Jabal Tsur dan melihat Gua Tsur. Namun, kondisi medan bukit yang terjal serta waktu tempuh yang cukup lama, sekitar 2-3 jam untuk mencapai gua, membuat Pemerintah Kerajaan Arab Saudi mengeluarkan larangan naik ke Jabal Tsur.
Jamaah kini hanya bisa menyaksikan Jabal Tsur dari bawah bukit. Bila jamaah kebetulah ikut rombongan yang melakukan rangkaian ziarah di Kota Makkah, maka bus pembawa rombongan akan berhenti di bawah bukit Jabal Tsur. Pemandu ziarah biasanya akan menceritakan sejarah peristiwa di zaman Rasulullah yang terjadi di Jabal Tsur.
Sambil mendengarkan penjelasan pemandu ziarah, jamaah bisa mendokumentasikan momentum berada di Jabal Tsur dengan latar belakang puncak bukit Jabal Tsur. Ada pula unta-unta yang bisa disewa untuk sekadar berkeliling dan berfoto di areal kaki bukit Jabal Tsur. Sayang, jamaah tak bisa naik melongok lokasi Gua Tsur. Kalau dulu, jamaah yang berfisik kuat biasanya memaksakan naik ke Gua Tsur dan melakukan shalat sunah di dalam gua


JI’RONAH

Masjid Ji’ronah sebagaimana Masjid Tan’im, digunakan penduduk Makkah sebagai tempat miqat untuk umrah. Ia berada disebelah timur laut kurang lebih 24 km dari Masjidil Haram.
Masjid ini pun sama mengalami beberapa kali perbaikan, dan yang nampak sekarang adalah hasil pembaharuan dan perluasan oleh King Fahd bin Abdul Azis, yang menghabiskan biaya kurang lebih 2 juta Riyal Saudi, dengan luas bangunan 430 meter persegi dan daya tampungnya 1.000 jamaah.

Ji’ranah adalah nama sebuah perkampungan Wadi Saraf, di tempat ini terdapat sumur yang airnya dikenal memiliki rasa tersendiri. Menurut sebuah riwayat nama tersebut diambil dari julukan seorang wanita yang terkenal dungu, berhubungan dengan turunnyasurat An-Nahl ayat 92.
Setelah berlangsungya perang Hunain pada tahun 8 H yang dipimpin langsung oleh Rasulullah SAW, dengan hasil rampasan perang (ghanimah) yang cukup banyak, beliau beristirahat di perkampungan Ji’ronah ini.
Dalam pembagian harta ghanimah ini, Rasulullah SAW membagikannya kepada orang-orang yang baru masuk Islam dari kota Makkah, dan sedikitpun tidak diberikannya kepada kaum Anshar, sehingga hal tersebut menyebabkan desas-desus di kalangan Anshar.
Dengan bijaknya Rasulullah SAW segera menjelaskan persoalan disertai maksud dan tujuannya yang sangat mulia, bahkan ada pertanyaan dari beliau yang sangat mengetuk dan menggetarkan hati kaum Anshar, “Apakah kalian lebih suka kembali pulang bersama dengan binatang domba dan unta? Ataukah kalian memilih kembali pulang bersama dengan Rasul Allah?”.
Mendengar apa yang disampaikan Rasulullah SAW, kaum Anshar menangis tersedu-sedu seraya menjawab: “Kami ridha dan rela dengan apa yang telah engkau putuskan ya Rasulullah”.



MUZDALIFAH

Muzdalifah terletak di antara Mina dan Arafah. Dinamakan demikian karena jama’ah haji berdatangan ke tempat ini pada tengah malam atau karena para jama’ah pergi meninggalkan tempat ini secara bersamaan. Ada pula yang menamakan tempat ini sebagai jam’an yang artinya adalah berkumpul, karena Adam dan Hawa berkumpul di tempat ini. Batasnya adalah antara lembah Muhassir sampai ke Al-Ma’zamain (dua gunung yang saling berhadapan, yang di tengahnya ada jalan) yaitu 4,8 KM², sedangkan luasnya adalah 12,25 KM². Di sana terdapat rambu-rambu pembatas yang menentukan batas awal akhir dan akhir Muzhdalifah.
Ketika jamaah haji berada di Muzdalifah untuk melaksanakan mabit (menginap pada malam hari) serta mengambil batu guna melempar jumrah, hendaknya dia memperbanyak doa, berdzikir, membaca talbiyah, dan tilawah Al-Qur`an. Sebab, malam tersebut merupakan malam yang agung. Adapun doa yang biasa dibaca adalah,
“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu untuk memberiku rezeki di tempat ini berupa kebaikan secara menyeluruh, Engkau perbaiki semua perilaku diriku, dan Engkau palingkan aku dari segala keburukan. Sesungguhnya tidak ada yang bisa melakukan itu, melainkan Engkau, dan tidak ada yang bisa memperbaiki itu kecuali Engkau.”


MINA

Secara bahasa, Mina artinya tempat tumpahan darah binatang yang disembelih. Hal ini sesuai dengan keadaannya, bahwa di daerah ini setiap tahunnya disembelih jutaan binatang ternak, seperti: unta, sapi, dan kambing. Daerah Mina masih berada di kawasan tanah haram dengan jarak 9 km disebelah timur laut dari Masjidil Haram. Dan untuk memudahkan para jamaah haji yang akan melakukan thawaf ifadhah, pemerintah Arab Saudi telah mambuat terowongan khusus bagi pejalan kaki yang langsung menuju Masjidil Haram, disamping terowongan bagi kendaraan roda empat.
Setiap yanggal 08 Dzul Hijjah, sehari sebelum wukuf, Mina selalu penuh dengan jamaah haji yang mabit (tinggal) di tempat tersebut. Shalat lima waktu (Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isa, dan Shubuh) dilakukan di tempat ini, karena Rasullulah SAW memberikan contoh kepada kita seperti itu. Kemudian sekembalinya dari Muzdalifah, mereka tinggal kembali di Mina untuk melontar jamarat sempai tanggal 12 bagi yang nafar awwal, dan sampai tanggal 13 bagi yang mengambil nafar tsani.
Pada hari-hari biasa daerah ini kosong tidak berpenduduk, meskipun seluruh areal ini dipenuhi oleh tenda-tenda permanen dari kain terpal anti api. Areal Mina ini sebetulnya tidak luas, panjangnya dari arah Makkah dibatasi Jumrah Aqabah dan dari arah Arafah dibatasi Wadi Muhassir yang mana di kedua tempat itu oleh pemerintah Arab Saudi sudah ditandai dengan petunjuk yang ditulis dengan berbagai bahasa. Panjangnya sekitar 3,5 km dan lebarnya dibatiasi oleh dua buah bukit yang saling berhadapan, kemudian sekarang diperluas sehingga daerah Mu’aisim yang berada di balik bukit yang biasa ditempati jamaah Indonesia termasuk juga wilayah Mina. King Fahd, raja Arab Saudi sekarang berencana akan meratakan Mina kemudian membangun semacam bangsal raksasa berlantai dua memanjang di sebelah kiri dan kanan Jumrah yang dilengkapi berbagai sarana termasuk air, listrik, telepon, restoran, poliklinik, took-toko kaki lima, escalator dan AC, dan bagian atas ditutupi dengan atap tenda raksasa seperti di terminal airport haji di Jeddah. Bangunan raksasa ini direncanakan dapat menampung sekitar 4 juta orang.
Tempat-tempat penting di Mina adalah:
a.       Jamarat yang meliputi: Jumrah Aqabah (kubra), Jumrah Wustha, dan Jumrah Ula.
b.       Al-Manhar atau Jabal Qurban adalah tempat penyembelihan binatang kurban.
c.        Masjid Al-Khaif adalah tempat Nabi Muhammad SAW melakukan shalat dan khotbah ketika berada di Mina sewaktu melaksanakan ibadah haji.
d.       Masjid Al-Baiah adalah tempat Nabi Muhammad SAW, dibaiat oleh orang-orang Anshor yang dating dari Yastrib (Madinah) 1 tahun sebelum hijrah.
Kata Jamarat adalah bentuk jamak (plural) dari kata Jumrah yang secara bahasa artinya kumpulan batu-batu kecil, kemudian kata ini akhirnya menjadi nama lokasi yang dilempari batu kerikil oleh para jamaah haji saat mereka berada di Mina. Jumrah Aqabah disebut juga Jumrah Kubro yaitu Jumrah yang paling dekat dengan Makkah dan sekaligus sebagai batas antara Mina dan Makkah. Pada tanggal 10 Dzul Hijjah setiap jamaah haji diwajibkan melempari Jumrah ini tujuh kali lemparan setelah mereka melakukan wukuf di Arafah dan bermalam di Mudzalifah.
Pada tanggal 11, 12 dan 13 Dzul Hijjah para jamaah haji diwajibkan melempar ketiga jumrah secara berurutan, dimulai dengan Jumrah Ula, kemudian Jumrah Wusta dengan jumlah batu yang sama, dan terakhir Jumrah Aqabah dengan jumlah lemparan seperti yang pertama dan kedua. Melempar ketiga Jumrah di masa Nabi Muhammad SAW dimulai setelah tergelincir matahari (Dzuhur) sampai terbenamnya, kemudian setelah jamaah haji mencapai jutaan, para ulama berijtihad membolehkan pelemparannya dimulai pagi hari sampai dengan malam hari, bahkan pada pelaksanaan ibadah haji tahun 2005, pemerintah Arab Saudi membagi waktu pelontaran selama 24 jam. Hal ini dilakukan untuk menjaga keselamatan para jamaah haji yang pada setiap tahun ditempat tersebut selalu memakan korban kematian kerana padatnya manusia.
Setiap Jumrah ditandai dengan pilar yang dikelilingi tembok setinggi satu meter berbentuk lingkaran untuk menampung batu yang dilempari oleh jamaah haji. Mulai musim haji tahun 2005 pilar ini sudah diubah, tidak lagi segi empat akan tetapi memanjang agar para jamaah dapat melontar Jumrahnya sambil berjalan, karena melontar sambil berhenti itulah yang menyebabkan banyaknya korban kecelakaan terinjak-injak. Jarak antara Jumrah Aqabah dengan Jumrah Wustha adalah 117 meter dan antara Jumrah Wustha dengan Jumrah Ula adalah 156 meter. Sebagian orang mengira bahwa pilar-pilar itu melambangkan tempat Iblis atau Syetan, sehingga dengan penuh emosi dan kebencian mereka melempari pilar-pilar itu, bahkan bukan dengan batu kerikil, melainkan dengan benda apa saja yang ditemukan disekitarnya. Perlakuan semacam ini tentu bertentangan dengan syari’at Islam, karena amalan melempar Jumrah ini adalah semata-mata untuk menunjukkan bakti dan ketundukan hamba kepada perintah Tuhannya,seusai dengan apa yang dicontohkan Rasullulah SAW. Tempat Jamarat yang menyerupai jembatan layang seperti sekarang ini dibangun 1975 M untuk mengurangi kepadatan di lokasi aslinya yang sudah terasa sempit dan selalu banyak memakan korban.
Dalam suatu riwayat asal-usul amalan melempar Jumrah ini adalah ketika Nabi Ibrahim selesai membangun Ka’bah datanglah Malaikat Jibril mengajari cara-cara thawaf kemudian mengajaknya ke Mina dan setelah sampai di Aqabah, muncul iblis mengganggu, kemudian Jibril memungut 7 butir kerikil dan diberikan kepada Nabi Ibrahim, kemudian memungut lagi 7 butir kerikil dan mememrintahkannya “Lemparlah dan bacalah takbir! ”. keudanya melempar sambil membaca takbir, dan larilah Iblis itu. Demikian pula yang terjadi di Wustha dan Ula. Setelah Nabi Ibrahim mengajarkan kepada pengikutnya cara-cara berhaji dan turun-menurun sampai kepada Nabi Muhammad SAW., kemudian beliau mengajarkan kepada kaum muslimin secara langsung seraya beliau bersabda: “Lakukanlah amalan-amalan haji kalian sebagaimana yang aku lakukan”.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More